Kamis, 26 April 2012

Makalah Islam dan Kebudayaan Di Indonesia




BAB I
PENDAHULUAN
           
            Islam adalah agama Islam yang universal dan mempunyai ajaran yang masih bersifat global. Islam merupakan salah satu agama terbesar di dunia, yang pada saat ini sedang mendapat ujian yang sangat berat. Oleh sebab itu, berbicara tentang budaya tidak dapat dilepaskan dari peradaban budaya yang sangat luas, yakni budaya Indonesia yang terbentuk dengan budaya yang menganut system budaya terbuka. Sehingga budaya yang masuk yang bisa diterima.
            Ajaran-ajaran yang penuh dengan kemaslahatan bagi manusia ini, tentunya mencakup segala aspek kehidupan manusia. Tidak ada satu ucapan pun bentuk kegiatan yang dilakukan manusia, kecuali Allah telah meletakkan aturan-aturannya dalam Islam ini. Kebudayaan adalah salah satu dari sisi penting dalam kehidupan manusia, dan Islam pun telah mengatur dan memberikan batasan-batasannya. Budaya cakupannya lebih luas yang masyarakatnya sudah mempunyai kepercayaan tertentu. Berikut Pembahasannya:


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Islam Dan Kebudayaan Indonesia
            Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan, salah satunya, yang di sebarkan oleh para pedagang Gujarat India. Sebelum Islam masuk, di Indonesia telah ada agama Budha, Hindu, serta penganut kepercayan terhadap nenek moyang dinamisme serta aninmisme.
            Perkembangan yang sekarang terjadi, muncul sebagian amalan agama-agama tersebut menjadi dakwah didalam menyebarkan Islam. Yang sesungguhnya media tersebut bukan dari Islam. Untuk memberi pengertian kepada masyarakat yang telah memeluk Islam adalah kontuinitas dakwah dan taklim, serta estaveta para ulama didalam menanamkan Islam secara kafah. Bila kontuinitas dan estaveta itu mengalami stagnasi, maka akan berakibat lain yang fatal bagi pengalaman Islam dalam suatu masyarakat. Kemandegan kontuinitas dan estaveta dakwah, mengakibatkan mapannya sinkretisme (percampuran pengamalan Islam dengan upacara-upacara kepercayaan sebelumnya) di kalangan masyarakat turun temurun. Sehingga masyarakat akan menganggap bahwa Islam yang sebenarnya adalah bentuk sinkretisme itu sedangkan bila disodori Islam yang sebenarnya (menurut sumber aslinya), yang mungkin akan bertentangan dengan sinkretisme yang sudah melembaga/mapan dikalangan masyarakat itu, akan menyebabkan kecanggungan, bahkan mungkin akan menimbulkan benturan-benturan.


  1. Saluran dan Cara-cara Islamisasi di Indonesia

            Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada enam :
  • Saluran Perdagangan
  • Saluran Perkawinan
  • Saluran Tasawuf
  • Saluran Pendidikan
  • Saluran Kesenian
  • Saluran Politik
            Kedatangan Islam ke Indonesia datang dengan cara damai dan penyebarannya kepada rakyat umum serta para bangsawan. Para ulama dalam menyebarkan Islam mempunyai kajian terhadap situasional dimana setting akan disebarkan Islam itu. Sehingga dengan metode itulah, secara cepat- meskipun belum sempurna Islamnya dapat menarik masyarakat untuk memeluk Islam (mungkin baru menyentuh kulitnya). Metode yang dipergunakan oleh ulama masih harus diperbaiki sampai kepada pegamalan Islam secara sempurna. Hanya karena dibatasi oleh waktu dan ulama tersebut meninggal maka untuk melakukan perbaikan tersebut menjadi mandeg dan hal itu menjadikan metode tersebut sebagai bagian dari Islam oleh generasi selanjutnya.
2.      Islam dan Kebudayaan Melayu
            Terjadinya tarnsformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Tranformasi masyarakat melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan”, masa ketika Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur dan Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan, kekayaan dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan wilayah Nusantara kedalam Internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat ini pada masa-masa sebelumnya.
            Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut.
§  Umat Islam yang datang ke Indonesia mayoritas adalah pedagang (orang sipil, bukan pejabat pemerintahan) yang tentu orientasinya adalah datang untuk sementara dan untuk mencari keuntungan untuk dibawa ke negerinya. Datang untuk sementara inilah yang menyebabkan mereka mencari hal-hal yang praktis. Kalaupun ada ulama atau sufi yang datang untuk berdakwah, mereka juga sufi yang pergi berdakwah dari satu ketempat yang lain, sehingga tidak terpikir untuk membuat sesuatu yang abadi.
§  Ketika sudah ada umat Islam pribumi, kebanyakan keturunan pedagang atau sufi pengembara yang kemudian menjadi Raja Islam di Nusantara dan mulai membangun kebudayaan Islam, datang bangsa Barat yang sejak awal kedatangannya sudah bersikap memusuhi umat Islam (sisa-sisa dendam Perang Salib), sehingga raja-raja Islam pribumi belum sempat membangun.
§  Islam yang datang ke Indonesia coraknya adalah Islam tasawuf yang lebih mementingkan olah rohani daripada masalah dunia.
§  Nusantara adalah negeri yang merupakan jalur perdagangan internasional, sehingga penduduknya lebih mementingkan masalah perdagangan dari pada kesenian.
§  Islam datang ke Indonesia dengan jalan damai, maka terjadilah asimilasi, yaitu asal tidak melanggar aturan-aturan agama, Oleh sebab itu tidak heran, jika asapek seni budaya Islam Indonesia tidak hebat seperti di Negara Islam yang lain.
3.      Islam Dan Kebudayaan Jawa
            Di Jawa, salah satu strategi dan taktik dakwah Islam yaitu melalui sistem pendidikan yang ada yang telah berjalan diberikan warna Islami. Jadi, bentuk lembaganya tetap, namun isinya mengalami perubahan. Suatu contoh, sistem padepokan dengan Begawan sebagai gurunya, dan Cantrik sebagai siswanya, setelah Islam masuk, sistem ini tetap berjalan. Sedang perubahannya antara lain; nama padepokan berubah menjadi pondok, Begawan menjadi Kyai dan Cantrik menjadi Santri. Disamping itu materi pelajaran sedikit demi sedikit berubah dari ajaran Hindu ke ajaran Islam. Pelopor perubahan dan pendirian pendidikan Islam di Jawa di kerjakan oleh Sunan Ampel.
            Selain dari pendidikan, ulama menggunakan sekaten yang mengandung unsur seni. Latar belakang sekaten yaitu sebagai perhatian sosial sultan kepada masyarakat supaya terjalin kedekatan antara sultan dan masyarakat.
            Sekaten dimulai sejak pemerintahan Raden Patah di Demak yang diadakan setiap maulid Nabi Muhammad. Didalam sekaten ditampilkan gamelan sebagai alat musik seni yang populer pada masyarakat jawa.
            Gambaran lain dari adanya akulturasi unsur Islam dan Jawa pada akhirnya melahirkan budaya sintesis. Berikut ini sebuah sintesis yang terdapat dalam kitab Babad Tanah Djawi (Sejarah Tanah Jawa) sebagai berikut:
            Inilah sejarah kerajaan tanah Jawa, mulai dengan Nabi Adam yang berputrakan Sis. Sis berputrakan Nur-cahyo, nur-cahyo berputrakan nur-rasa, nur-rasa berputrakan sang hyang tunggal…. Istana batara guru disebut Sura laya (nama taman firdaus Hindu).
            Dari kutipan naskah Babad Tanah Djawi di atas, tampak jelas adanya akulturasi timbal-balik antara Islam dengan budaya Jawa dengan mengakomodir kepentingan masing-masing. Dalam proses interaksi ini, masuknya Islam di Jawa tidaklah membentuk komunitas baru yang sama sekali berbeda dengan masyarakat sebelumnya. Sebaliknya, Islam mencoba untuk masuk ke dalam struktur budaya Jawa dan mengadakan infiltrasi ajaran-ajaran kejawen dengan nuansa islami.
            Pementasan wayang, sering disimbolkan sebagai gambaran kehidupan manusia dalam menemukan Tuhannya. Lakon-lakon yang ditampilkan merupakan ajaran-ajaran syari’at untuk membawa penonton pada nuansa yang religius. Oleh karena itu, wayang dianggap sebagai bagian dari acara religius untuk mengajarkan ajaran-ajaran ilahi. Seorang dalang dipersonifikasikan sebagai ‘Tuhan’ yang dapat memainkan peran dan nasib orang (wayang).
4.      Islam dan Kebudayaan Nusantara Lain
            Di Maluku dan Sulawesi Selatan, Islam menyebar melalui poltik. Kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam didaerah ini. Maka hal itulah yang memudahkan diterimanya Islam di masyarakat.
            Nurcholish Madjid yang menulis artikel dengan judul “Masalah Tradisi dan Inovasi Keislaman dalam Bidang Pemikiran serta Tantangan dan Harapannya di Indonesia”. Dalam artikel itu, Nurcholis Madjid menegaskan bahwa agama dan budaya hanya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Cara berpikir yang benar dalam kaitannya dengan masalah tradisi dan inovasi, menghendaki kemampuan untuk membedakan antara keduanya. Akan tetapi, kebanyakan orang sulit melakukannya.


BAB III
KESIMPULAN

            Islam adalah sebagai agama yang universal dan mempunyai ajaran yang masih bersifat global. Islam merupakan salah satu agama terbsar di dunia, yang pada saat ini sedang mendapat ujian yang sangat berat. Sedangkan pengertian kebudayaan menurut bahasa adalah kegiatan, dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan kesenian dan adat istiadat.
            Sebagai umat Islam yang taat kita punya keyakinan bahwa Islam itu bukan kebudayaan akan tetapi orientalis barat menganggap bahwa agama Islam adalah kebudayaan, mereka beralasan bahwa agama Islamini merupakan hasil kreasi dari Muhammad bin Abdullah yang merasa jenuh terhadap keadan spiritual masyarakat mekah pada waktu itu.


DAFTAR PUSTAKA

·         Tim Penyusun Kamus. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua. Cetakan 10. Jakarta : Balai Pustaka.

·         Effendi, DR. Ing. Abdurrahman Riesdam & DR. Ing. Gina Puspita. 2007. Membangun Sains & Teknologi Menurut Kehendak Tuhan. Jakarta : Giliran Timur


·         http://renoldhasan.blogspot.com/2010/10/islam-dan-kebudayaan-indonesia.html

6 komentar: